Monday, January 11, 2010

Khalifah



Aku lihat langit,aku bertasbih
Hamparan biru yang tak berpasak
malah tak pernah jua rebah
menghempas tanah
Apa lagi terbelah
jua goyah
sehingga tiba Al-Qiyaamah
 

aku lihat hijau,aku bertasbih
Maha Suci Allah yang mencipta kedamaian
Udara yang ku jamah
Dan sedikitnya ibadah
betapa tidak aku bersyukur
dan bersujud dengan keinsafan


Aku lihat awan,aku istighfar
polusi dan kehancuran dari tangan kapitalis
dan lelaki-lelaki berperut besar
tersenyum pada sayupnya cerobong asapnya 
menembus langit mega

mengintai dari balik cermin hitam kereta mewah
berbondong menuju ke persidangan-persidangan retorika
menari di muka depan berita 
dengan topeng 'prihatin' dan 'peka',
"ya,kami bimbang dunia sudah semakin tua".
lalu pulang mengusir nelayan dari tanah lahirnya.
hanya kerana emas dan harta yang tak pernah muat dalam keranda

Topik-topik didiskusi
Korupsi,korupsi,agenda tersembunyi
Makan sana dan makan sini
Rancangan kerosakan dunia
lalu lancar bawah meja,
senyum saja pada dunia,
mereka takkan meragui kita,
kerana kita orang kaya,
dunia ini kita yang punya

Hubbun Dunia wakarahiyatul maut
wajah-wajah keji yang tak pernah kenal 'cukup'. 


Aku lihat bukit,aku gementar

Apakah cukup tertunai rasa syukurku?
aku,kamu,dan kamu 
kehijauan yang diberi percuma
Udara yang mengisi dada
Dan bunga-bunga yang indah berkuntuman
langit membiru yang menyenangkan
 

Maka nikmat Allah yang mana telah kau dustakan?(Al-Quran:Surah Ar-Rahman) 

Aku lihat bumi,aku sadar,
Allah maha Agung
Maha Pencipta
dan dari ciptaan-Nya
aku makin sadar,
jika Dia
sangat dekat denganku. 
Dan rasa dekat ini menambah takutku
apakah cukup tertanggung
tanggungjawabku sebagai khalifah-Mu?

sajak ini diilhamkan dari kejadian kisah benar yang berlaku di Buyat,sebuah perkampungan nelayan di Minahasa Selatan,sulawesi utara,juga dari cebisan-cebisan realiti dunia

0 comments:

Related Posts with Thumbnails